Sepeda membutuhkan rem untuk memperlambat kelajuannya. Seringkali kita juga membutuhkan rem yang mampu menghentikan pergerakan sepeda dengan cepat supaya tidak terjadi kecelakaan. Sayangnya kebanyakan pengguna sepeda pemula tidak tertarik untuk mempelajari bagian-bagian dari rem. Mereka menganggap rem cukup dipasang begitu saja, tanpa perlu diatur sama sekali. Hasilnya rem pun tidak dapat berfungsi secara optimal.
Malah tidak sedikit pengguna yang mengaku kalau rem di sepedanya tidak bisa dipakai sama sekali. Penyebab utama timbulnya masalah ini sebenarnya sangat sederhana yaitu rem yang telah terpasang belum disetting. Benar sekali, rem pun harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi sepeda agar dapat bekerja sebagaimana mestinya. Penyetelan rem ini dilakukan dengan mengencangkan atau mengendurkan baut penyusun bagian-bagian rem.
Setiap kali baut ini diubah daya cengkeramannya, kinerja rem pun turut berubah. Jadi Anda pun perlu menggunakan insting dan perasaan untuk menentukan settingan yang paling tepat. Coba Anda perhatikan rem di sepeda kesayangan Anda. Dapat Anda lihat bahwa rem tersebut terdiri atas beberapa bagian yang disambung menggunakan beberapa baut. Setidaknya, terdapat empat bagian utama dari rem sepeda yang memiliki peranannya masing-masing.
Berikut ini akan kami uraikan fungsi dari tiap-tiap bagian rem sepeda tersebut beserta cara pengaturannya yang benar!
- Brake Cable Anchor Bolt (A) adalah baut yang bisa Anda gunakan untuk mengatur kabel supaya jarak main lengan ayun V-brake dapat bergerak secara presisi dengan ban dan velg. Sehingga rem dapat diletakkan pada posisi semestinya serta tidak menggesek ban/velg. Usahakan setting jarak main lengan ayun V-brake ini tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Anda bisa menyetel sampai didapatkan jarak main lengan ayun rem yang pas serta ketegangan kabel rem yang cukup.
- Pad Shoes Bolt (B) merupakan baut yang berfungsi untuk mempermudah Anda dalam mengatur bagian Pad Shoes agar lurus dan searah dengan posisi velg/rims. Pastikan bagian ini langsung mencengkeram velg/rims begitu handle rem ditekan. Jangan sampai posisi Pad Shoes miring sebab hanya akan menggesek velg/rims, bukan menahannya. Baut ini bisa disetel dengan mengendurkan dan mengencangkannya sebanyak beberapa kali sampai didapatkan posisi pad shoes yang sejajar, rapi, dan presisi dengan bagian tepi velg/rims.
- Spring Tension Crew (C) ialah baut untuk mengatur tingkat respons rem pada saat kita menekan tuas rem. Baut ini berpengaruh besar terhadap tegangan respons dorongan sesaat manakala tuas rem ditarik. Ada pabrik yang menggunakan baut berkepala plus untuk menahan bagian ini. Tetapi baut yang paling sering ditemukan adalah baut berkepala segienam yang bisa dibuka dan dipasang memakai kunci L.
Kendala yang paling sering dialami pesepeda yaitu setting antara lengan ayun kanan dan kirinya tidak seimbang tatkala tuas ditarik. Biasanya hanya ada salah satu bagian lengan ayun yang bergerak, sedangkan bagian lainnya diam saja. Solusinya adalah bagian lengan ayun yang diam tersebut perlu diberi tegangan yang lebih dengan mengencangkan baut ini. Sebaliknya baut pada lengan ayun yang bergerak dapat dikendurkan sedikit. Lakukan penyetingan kedua baut ini sampai didapatkan hasil yakni ketika tuas rem ditekan maka kedua lengan ayun akan bergerak secara bersama-sama, kompak, dan seimbang.
Bagian inilah yang mempengaruhi suatu rem sepeda akan pakem atau tidak. Apabila kedua lengan ayun presisi dan seimbang, maka rem pun dipastikan akan pakem. Berbeda kasusnya jika hanya ada salah satu lengan ayun yang bergerak sedangkan lengan ayun yang lainnya diam, maka rem tersebut tidak akan pakem. Akibat lainnya yaitu permukaan shoes pad pun akan habis sebelah.
- Cable Tensioner (D) merupakan bagian dari rem sepeda yang bisa dipakai untuk menyetel ukuran kedalaman atau kedangkalan tuas rem. Rem yang terlalu sensitif biasanya dikarenakan posisi kabel terlalu dangkal sehingga perlu dikencangkan untuk membuatnya lebih kendur dan kedalamannya bertambah. Perlu diketahui bahwa bagian ini terhubung langsung dengan Brake Cable Anchor Bolt (A). Sehingga bila Anda susah menemukan setelan yang pas, Anda juga harus mengecek setelan baut A tersebut. Bisa jadi terlalu kendur atau kekencangan.